
Harus diakui ketika ngomong Indonesia kita ngomong Bali. Kemenpar punya hasil riset wisatawan Eropa dan Amerika dengan âspending-nyaâ besar. Ini yang sedia kita coba upayakan terbang ke sana dengan cara terbang langsung ke Denpasar bukan ke Jakarta.
Jakarta (ANTARA) – Garuda Indonesia tengah memfokuskan untuk membuka penerbangan internasional langsung ke Bali untuk kembali menggaet wisawatan mancanegara yang jumlahnya sempat menurun akibat pandemi COVID-19.
âKenapa kita mau buka dari Bali, karena Garuda sangat jago bawa orang Indonesia ke luar tapi invalid jago bawa orang luar ke Indonesia. Ini yang mau kita fokuskan dengan Kemenpar, â logat Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra saat Rapat Dengar Teori (RDP) dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan lebih jauh teristimewa, tujuan tersebut agar bagaimana wisatawan meningkatkan belanja di Indonesia.
âBagaimana menarik wisatawan yang memiliki kapasitas âspendingâ-nya itu mulia ke Indonesia Sehingga bukan total wisatawan yang masuk tapi jumlah uang yang dihabiskan selama dalam Indonesia, â katanya.
Irfan menjelaskan alasan memilih Bali karena masih menjadi daya sentak, terutama bagi wisman asal Amerika dan Eropa yang telah diteliti memiliki belanja yang besar saat liburan di Pulau Dewata tersebut.
âHarus diakui ketika ngomong Indonesia kita ngomong Bali. Kemenpar punya hasil riset wisatawan Eropa dan Amerika yang âspending-nyaâ besar. Ini yang mau kita coba upayakan terbang ke kian dengan cara terbang langsung ke Denpasar bukan ke Jakarta. Kegiatan sama kita dengan Kemenpar, Kemenlu yang akan kita gerakan. Kamis udah komunikasi âso excitedâ, â katanya.
Selain tersebut, menurut dia, destinasi lain serupa Yogyakarta dan Solo banyak wisatawan yang memilih jalur darat dibanding pesawat udara.
Irfan mengaku pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Menteri Koodinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan dan mempersiapkan protokol kesehatan.
âSemaksimal mungkin mengurangi keribetan terangkat pesawat. Naik pesawat aman & nyaman. Kita butuh pembuktian itu. Masalah kita adalah âpublic confidenceâ (kepercayaan publik), â katanya.
Ia pun menyebutkan wujud kursi yang dibuat nyaman & aman agar terhindar dari penularan COVID-19.
âTerbang bergandengan GA karena kita menerapkan adat secara tegas dan jaga jeda fisik tegas. Anda duduk di ekonomi rasa bisnis karena dalam tengah engga ada (kosong). Sebab kita enggak mau penuh. Jadi, kita kasih jarak bisnis sendirian, ekonomi tiga tengah kosong. Kita ingin di dalam pesawat damai, â ujarnya.
Baca juga: Dirut Garuda ancam leasing: Ambil aja lah itu pesawatnya
Baca juga: Dirut Garuda paparkan utang capai Rp31, 9 triliun dan langkah efisiensi
Baca juga: Dirut Garuda ungkapkan sinyal kebangkrutan maskapai nasional
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2020